Sikap Prabowo Subianto yang bersikeras menolak hasil pemilu yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum dan mengklaim kemenangan atas dirinya dinilai akan semakin membuat pendukung antipati.
Prabowo pun diperkirakan akan semakin ditinggal para pendukung yang mulai bersikap rasional. Demikian disampaikan Direktur Eksekutif Populi Center, Nico Harjanto di Jakarta, Sabtu (26/7/2014).
"Pendukung die hard Prabowo jumlahnya akan semakin kecil. Dia akan semakin ditinggalkan pendukungnya karena masyarakat akan bersikap rasional dalam berpolitik," kata Nico.
Menurut dia, masyarakat Indonesia tidak akan membabi buta membela tokoh idolanya. Hal ini sudah pernah terjadi pada 2001 di mana Presiden saat itu, Abdurrahman Wahid dicopot mandatnya oleh Majelis Pemusyawaratan Rakyat pimpinan Amien Rais.
"Pada zaman Gus Dur itu, kurang apa terhormatnya dan berpengaruhnya Gus Dur di kalangan NU. Tapi proses politik itu tetap berjalan, meski kita sesali dengan kebesaran. Ke depan juga begitu, kalau Prabowo tetap ngotot permasalahkan pilpres, saya kira pendukung akan tinggalkan beliau karena semakin lama semakin tidak rasional," kata Nico.
Dia menuturkan, masyarakat akan lelah mengikuti kemauan Prabowo. Mereka juga harus dihadapkan pada realitas bahwa siapa pun presidennya, mereka tetap harus menjalani kehipuan normal.
"Masyarakat kita lebih rasional. Lambat laun mereka akan tahu mana yang seorang negarawan dan mana yang hanya seorang pemburu kekuasaan," ujar Nico.
Untuk diketahui, tim Prabowo-Hatta mendaftarkan gugatan pemilihan umum presiden ke MK, Jumat (25/07/2014) malam. Gugatan dimasukkan sekitar setengah jam sebelum tenggat berakhir pada Jumat malam.
Tim kuasa hukum Prabowo-Hatta, Mahendradatta, menyebutkan terjadi kecurangan di 52.000 tempat pemungutan suara (TPS) di seluruh Indonesia yang melibatkan 21 juta suara.
Prabowo mengatakan, tim advokasi berjuang untuk mengurus gugatan tersebut. Ia optimistis dapat memenangkan gugatan itu. Prabowo mengklaim memiliki alat bukti serta saksi yang mampu membuktikan terjadinya kecurangan dalam proses Pilpres 2014.
Source : kompas/pemilu