WASHINGTON - Pemerintah Amerika Serikat kembali menyatakan dukungannya atas invasi Israel di Jalur Gaza Palestina. Namun, AS juga mengkritik perang darat oleh Israel yang berisiko memakan korban warga sipil lebih banyak.
Menurut Gedung Putih, dukungan invasi Israel di Jalur Gaza karena langkah itu sebagai pembelaan diri, di mana Israel diserang roket-roket militan dari Jalur Gaza.
“Pemerintah (Israel) memiliki hak dan tanggung jawab untuk membela warganya dari serangan roket,” kata juru bicara Gedung Putih, Josh Earnest, dalam konferensi pers kemarin, seperti dikutip Reuters.
Jumlah korban tewas akibat invasi Israel di Jalur Gaza sejak Selasa pekan lalu hingga hari ini (15/7/2014) sudah mencapai 187 jiwa. PBB memastikan 80 persen korban invasi Israel adalah warga sipil.
Namun, Eernest juga mengkritik sekaligus memperingatkan Israel bahwa perang darat yang diluncurkan di Jalur Gaza berisiko tinggi. Di mana, korban tewas dari kalangan warga sipil bisa terus bertambah. ”Tak seorang pun ingin melihat invasi darat karena itu akan menempatkan lebih banyak warga sipil pada risiko,” ujar Earnest.
Meski mendukung invasi Israel, namun peringatan terhadap Israel itu merupakan peringatan pertama kali yang dikeluarkan Gedung Putih terhadap sekutu utama AS itu. Para pejabat AS, termasuk Menteri Luar Negeri John Kerry menyatakan bahwa Washington tidak ingin melihat korban warga sipil jatuh lebih banyak.
Menurut Earnest, Washington meminta kedua belah pihak, yakni Israel dan Hamas untuk meminimalkan korban jiwa dalam konflik itu. Earnest menolak menjawab pertanyaan, apakah Israel menggunakan sistem pencegat rudal Iron Dome yang dibangun AS. Iron Dome selama ini menjadi tameng andalan Israel untuk menangkis serangan roket-roket militan di Jalur Gaza yang ditembakkan ke Israel.
AS minta militan radikal di Palestina bertanggung jawab atas penderitaan warga sipil di Jalur Gaza. Sebab, menurut Earnest, invasi Israel dipicu oleh serangan roket-roket militan di Jalur Gaza yang membahayakan Israel.
“Kita perlu (memastikan) Hamas berhenti meluncurkan roket yang menempatkan warga Israel dalam bahaya,” katanya. “Pada saat yang sama, AS juga sangat prihatin tentang nasib orang-orang sipil Palestina yang berada dalam bahaya.”
”Itulah sebabnya kami telah mendesak para pemimpin politik Israel dan pemimpin Palestina untuk melakukan segala sesuatu yang diperlukan untuk mencoba untuk menjaga keselamatan dan kesejahteraan warga sipil di kedua sisi perbatasan,” imbuh Earnest.
source : sindonews/www
Reuters |
“Pemerintah (Israel) memiliki hak dan tanggung jawab untuk membela warganya dari serangan roket,” kata juru bicara Gedung Putih, Josh Earnest, dalam konferensi pers kemarin, seperti dikutip Reuters.
Jumlah korban tewas akibat invasi Israel di Jalur Gaza sejak Selasa pekan lalu hingga hari ini (15/7/2014) sudah mencapai 187 jiwa. PBB memastikan 80 persen korban invasi Israel adalah warga sipil.
Namun, Eernest juga mengkritik sekaligus memperingatkan Israel bahwa perang darat yang diluncurkan di Jalur Gaza berisiko tinggi. Di mana, korban tewas dari kalangan warga sipil bisa terus bertambah. ”Tak seorang pun ingin melihat invasi darat karena itu akan menempatkan lebih banyak warga sipil pada risiko,” ujar Earnest.
Meski mendukung invasi Israel, namun peringatan terhadap Israel itu merupakan peringatan pertama kali yang dikeluarkan Gedung Putih terhadap sekutu utama AS itu. Para pejabat AS, termasuk Menteri Luar Negeri John Kerry menyatakan bahwa Washington tidak ingin melihat korban warga sipil jatuh lebih banyak.
Menurut Earnest, Washington meminta kedua belah pihak, yakni Israel dan Hamas untuk meminimalkan korban jiwa dalam konflik itu. Earnest menolak menjawab pertanyaan, apakah Israel menggunakan sistem pencegat rudal Iron Dome yang dibangun AS. Iron Dome selama ini menjadi tameng andalan Israel untuk menangkis serangan roket-roket militan di Jalur Gaza yang ditembakkan ke Israel.
AS minta militan radikal di Palestina bertanggung jawab atas penderitaan warga sipil di Jalur Gaza. Sebab, menurut Earnest, invasi Israel dipicu oleh serangan roket-roket militan di Jalur Gaza yang membahayakan Israel.
“Kita perlu (memastikan) Hamas berhenti meluncurkan roket yang menempatkan warga Israel dalam bahaya,” katanya. “Pada saat yang sama, AS juga sangat prihatin tentang nasib orang-orang sipil Palestina yang berada dalam bahaya.”
”Itulah sebabnya kami telah mendesak para pemimpin politik Israel dan pemimpin Palestina untuk melakukan segala sesuatu yang diperlukan untuk mencoba untuk menjaga keselamatan dan kesejahteraan warga sipil di kedua sisi perbatasan,” imbuh Earnest.
source : sindonews/www