Harimau jawa merupakan salah satu jenis harimau yang bisa di temukan di wilayah pulau jawa. Akan tetapi keberadaanya sudah di kabarkan telah punah sekitar tahun 1980 akibat dari perburuan liar dan juga menyempitnya habitat asli dari Harimau jawa karena beralih fungsi menjadi lahan pertanian.
Harimau Jawa di Perkirakan Telah Punah
Ada kemungkinan kepunahan ini berlangsung kira-kira pada th. 1950-an, saat diperkirakan cuma tinggal 25 ekor dari jenis harimau ini. Terakhir kali terdapat sinyalemen dari harimau jawa adalah pada th. 1972. Pada th. 1979, ada sinyal tanda bahwa tinggal 3 ekor harimau hidup di pulau jawa. Kemungkinan kecil binatang satu ini belum punah. Pada th. 1990-an ada sebagian laporan perihal keberadaan hewan ini, meskipun perihal ini tidak dapat diverfikasi.
Factor yang dikira menjadikan harimau sunda punah yaitu rusaknya habitat yang disebabkan tekanan masyarakat serta perburuan intensif pada awal abad ke-20. Di akhir th. 1998 sudah diselenggarakan seminar nasional harimau jawa di UC UGM yang sukses menyepakati untuk dikerjakan peninjauan kembali atas klaim punahnya satwa ini.
Perihal tersebut dikarenakan bukti-bukti temuan teranyar berbentuk jejak, guratan di pohon, serta rambut, yang diindikasikan sebagai punya harimau jawa. Dengan mikroskopis, susunan morfologi rambut harimau jawa bisa dibedakan dengan rambut macan tutul. Oleh dikarenakan itu sampai saat ini tetap dikerjakan usaha pembuktian eksistensi satwa penyandang status punah ini.
Rampokan macan ( litografi menurut lukisan oleh josias cornelis rappard )
Pada akhir abad ke-19, harimau ini ada banyak berkeliaran di pulau jawa. Pada th. 1940-an, harimau jawa cuma ditemukan di kawasan hutan terpencil. Ada usaha yang dilakukan untuk menyelamatkan harimau ini, salah satunya ialah membuka sebagian taman nasional.
Tetapi, ukuran taman ini terlampau kecil serta mangsa harimau terlampau sedikit. Pada th. 1950-an, saat populasi harimau jawa cuma tinggal 25 ekor, kurang lebih 13 ekor ada di taman nasional ujung kulon. Sepuluh th.
Sesudahnya angka ini semakin berkurang. Pada th. 1972, cuma ada lebih kurang 7 harimau yang tinggal di taman nasional meru betiri. Meskipun taman nasional ini dilindungi, banyak yang buka tempat pertanian disitu serta membuat harimau jawa makin terancam serta lantas diperkirakan punah pada th. 80-an.
Ciri-ciri dan Karakteristik Harimau Jawa
Harimau jawa memiliki ukuran tubuh yang lebih besar jika dibanding dengan harimau sumatera serta harimau bali. Harimau jawa jantan memiliki berat 150-200 kg serta panjangnya kurang lebih 2. 50 mtr.. Betina berbobot legih mudah, yakni 75-115 kg serta sedikit lebih pendek dari type jantan. Besar tubuh harimau jawa ini dianggap dikarenakan ada persaingan dengan macan tutul serta ajak. Selain itu ada hukum : makin menjauhi garis khatulistiwa maka ukuran tubuh harimau dapat makin besar, jika harimau bali.
Satu-satunya kucing besar dengan pola loreng vertikal diseluruh tubuhnya. struktur tubuhnya kompak dengan kaki dan lengan yang besar namun memiliki tengkorak relatif kecil jika dibandingkan singa. tinggi tubuh tidak setinggi singa namun panjang dan berat. mempunyai taring panjang dengan struktur tulang tengkorak yang pendek namun lebar membulat dan berkubah. struktur seperti ini menghasilkan kekuatan gigitan (bite quantity) yang sangat kuat, kedua terkuat setelah jaguar.
Pola loreng dan warna bervariasi menurut habitat dan garis lintang dimana harimau tersebut berada. sebagai contoh harimau siberia memiliki warna dasar cenderung oranye/merah terang dengan garis loreng yang tidak begitu hitam kental atau cenderung pucat, sedangkan harimau sumatra memiliki warna dasar coklat/merah gelap dengan pola loreng yang rapat dan sangat hitam.
Pada bagian leher terdapat surai yang panjang meskipun tidak selebat surai sesungguhnya seperti pada singa.
harimau kepulauan sunda (sumatra,jawa dan bali) dikenal mempunyai suara raungan yang paling panjang dan bahkan harimau jawa sering dilaporkan mempunyai suara raungan yang hampir menyerupai singa sampai menutup seluruh area leher.
Di samping harimau jawa, ada dua type harimau yang punah di abad ke-20, yakni harimau bali serta harimau kaspia. Secara ilmu biologis, harimau jawa memiliki jalinan amat dekat dengan harimau bali. Sebagian pakar biologi terlebih menyebutkan bahwa mereka yaitu satu spesies. Tetapi, banyak juga yang membantah pernyataan ini.
Walau harimau jawa bernama latin Sondaica tetapi lebih dimaksud Harimau Jawa atau Javan Tiger. Mayoritas sumber bhs inggris menyebut Javan Tiger. Nama latin Sondaica cuma digunakan sebagai penamaan biasa namun berhubung latin telah tidak menguasai dunia maka yang digunakan saat ini pengetahuan inggris ( english knowledge ).
Dikarenakan harimau itu ditemukan di semua area di jawa terhitung jateng serta jawa timur. Dulu diberi nama sondaica dikarenakan penelitiannya di tempat yang mayoritas sunda. Nyatanya justru harimau jawa yang tetap tersisa jadi di jawa sedang serta jawa timur terlebih di rimba meru betiri jawa timur. Banyak laporan penampakan harimau jawa di rimba jateng serta jawa timur.
Yang disebut dengan harimau jawa ini yaitu bukan hanya jawa didalam artian suku dikarenakan harimau tak ada suku serta agama. Namun yaitu jawa didalam artian area atau lokasi. Lantas sekalipun tak ada semangat kesukuan didalam penamaan harimau jawa.
Setelah Harimau jawa ini punah, akankah ada hewan liar lagi yang akan punah setelah ini..? apakah Manusia itu lebih dari binatang hingga tak punya hati untuk membunuh hany demi kepentingan perut ..?
edit/source : iyuza/satwanet/www