Gunung Slamet yang terletak di perbatasan perbatasan Kabupaten Brebes, Banyumas, Purbalingga, Kabupaten Tegal, dan Kabupaten Pemalang, Provinsi Jawa Tengah, naik status dari Normal menjadi Waspada.
Sebagai langkah antisipasi, pihak TNI Banyumas mensurvei jalur evakuasi bagi warga jika sewaktu-waktu kondisi gunung itu semakin memburuk.
"Kami sudah mensurvei jalur evakuasi bagi warga. Pihak TNI juga memberikan pengarahan kepada warga dan kepala desa apabila Gunung Slamet meletus," tutur Dandim 0701 Banyumas, Letkol Inf Asep Apandi, Selasa (11/3/2014).
Asep Apandi mengatakan, bila sewaktu-waktu gunung meletus, warga juga diminta untuk tidak mendekat ke sungai yang berpotensi sebagai jalur banjir lahar. "Seperti Sungai Banjaran dan Sungai Pelus," tuturnya.
Sementara itu, pasca naiknya status Gunung Slamet dari Normal menjadi Waspada, hari ini, gunung tertinggi di Jawa Tengah (Jateng) itu masih menunjukkan adanya peningkatan aktivitas.
Gunung yang memiliki tinggi sekira 3.428 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu hingga siang ini masih terus mengeluarkan asap putih disertai adanya aktivitas kegempaan.
"Berdasarkan pemantauan visual Gunung Slamet sejak 00.00-12.00 siang ini, kami merekam aktivitasnya. Seperti keluarnya asap putih dan kegempaan," tutur petugas pengamat Gunung di Pos Gambuhan Pemalang, Jateng, Nurcholis
Dia mencatat, aktivitas yang terekam di alat seismograf yakni telah terjadi 124 kali gempa embusan. Namun, dia belum bisa merinci berapa ketinggian embusan asap putih tersebut.
"Sementara untuk gempa, hingga pukul 12.00 WIB siang ini, terjadi satu kali gempa Vulkanik Dangal (VB) dan empat kali gempa Vulkanik Dalam (VA)," terang Nurcholis.
edit/source : iyuza/sindonews/www
Sebagai langkah antisipasi, pihak TNI Banyumas mensurvei jalur evakuasi bagi warga jika sewaktu-waktu kondisi gunung itu semakin memburuk.
"Kami sudah mensurvei jalur evakuasi bagi warga. Pihak TNI juga memberikan pengarahan kepada warga dan kepala desa apabila Gunung Slamet meletus," tutur Dandim 0701 Banyumas, Letkol Inf Asep Apandi, Selasa (11/3/2014).
Asep Apandi mengatakan, bila sewaktu-waktu gunung meletus, warga juga diminta untuk tidak mendekat ke sungai yang berpotensi sebagai jalur banjir lahar. "Seperti Sungai Banjaran dan Sungai Pelus," tuturnya.
Sementara itu, pasca naiknya status Gunung Slamet dari Normal menjadi Waspada, hari ini, gunung tertinggi di Jawa Tengah (Jateng) itu masih menunjukkan adanya peningkatan aktivitas.
Gunung yang memiliki tinggi sekira 3.428 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu hingga siang ini masih terus mengeluarkan asap putih disertai adanya aktivitas kegempaan.
"Berdasarkan pemantauan visual Gunung Slamet sejak 00.00-12.00 siang ini, kami merekam aktivitasnya. Seperti keluarnya asap putih dan kegempaan," tutur petugas pengamat Gunung di Pos Gambuhan Pemalang, Jateng, Nurcholis
Dia mencatat, aktivitas yang terekam di alat seismograf yakni telah terjadi 124 kali gempa embusan. Namun, dia belum bisa merinci berapa ketinggian embusan asap putih tersebut.
"Sementara untuk gempa, hingga pukul 12.00 WIB siang ini, terjadi satu kali gempa Vulkanik Dangal (VB) dan empat kali gempa Vulkanik Dalam (VA)," terang Nurcholis.
edit/source : iyuza/sindonews/www