EXPOSTASE: Serba Kambing Muda ala Timteng Serba Kambing Muda ala Timteng | EXPOSTASE

Serba Kambing Muda ala Timteng

Olahan kambing yang satu ini dijamin empuk, renyah, dan tanpa aroma prengus. Daging kambingnya diolah menjadi tongseng, gulai, dan sup. Soal rasa, meminjam istilah yang sering diucapkan tokoh Bondan Winarno, benar-benar maknyus.

Rahasia keempukannya terletak pada pemilihan bahan yang menggunakan daging kambing muda. Ada yang menggunakan balibu (kambing di bawah lima bulan), bahkan ada yang mengistilahkan batibu (bawah tiga bulan).

Jika Anda berkunjung ke Rumah Makan Madinah yang ada di Ciputat, akan bisa menemukan aneka masakan berbahan daging kambing muda tersebut. Untuk menjaga kualitas bahan baku dagingnya maka kambingnya harus benar-benar muda.

"Bila tidak muda, mau diproses apa pun, hasilnya tetap tidak benar-benar empuk. Maka kami sangat selektif dalam memilih kambingnya," kata Royani (55), pemilik Rumah Makan Madinah.

Untuk urusan memilih daging kambing muda, Royani punya jurus jitu. Ia memilih yang uratnya tidak terlalu merah, karena jika uratnya merah berarti kambing tua. Bila belum berpengalaman, mungkin malah memilih yang merah karena disangka lebih segar.

Untuk pemenuhan kebutuhan di rumah makan tersebut, di samping mengambil daging kambing muda dari supplier, Royani juga memelihara kambing sendiri. Hal itu dilakukan agar sewaktu-waktu butuh ekstra tambahan daging, bisa diambilkan langsung dari peliharaan sendiri.

Selain dagingnya yang empuk, ada keunggulan lain dari aneka masakan kambing di sini, yakni dagingnya yang tidak bau prengus. Menurut Royani, cara penanganan daging itu juga memengaruhi prengus atau tidak. Untuk daging bahan sate harus langsung digantung, jangan sampai menyentuh tanah. Harus terjaga pula kebersihannya.

Ditambahkan, daging kambing pun tidak boleh sering terpegang tangan, terutama oleh banyak orang, Jika daging tersebut terkena benda kotor atau pisau yang tidak bersih, maka daging akan cepat berubah menjadi hitam.

Lain halnya untuk olahan sup, justru dagingnya harus dicuci bersih. Menu sup ini menjadi favorit para pengunjung. Supnya diberi potongan kaki kambing yang telah direbus hingga empuk, sehingga saat dimakan dagingnya dengan mudah dilepas dari tulang.

Perlu diketahui, rumah makan ini tidak menggunakan jeroan dan bagian kepala untuk seluruh masakan. Hanya memakai bagian iga, tulang belakang, dan kaki.

Bagi Anda yang takut dengan kolesterol sehabis menyantap daging kambing muda, jangan khawatir. Setiap sajian diberi acar nanas yang dipercaya dapat menetralisir lemak jahat.

"Waktu itu saya diberi tahu orang Arab, mereka sangat sering makan kambing tapi tidak ada yang kena darah tinggi. Ternyata rahasianya karena mereka selalu makan nanas," tutur pria yang pernah bertugas di Angkatan Bersenjata Republik Indonesia itu.

Harga yang ditawarkan di rumah makan ini cukup terjangkau, seperti sate kambing muda Rp 35.000 per porsi, gulai kambing Rp 25.000, sup kambing Rp 25.000. Ada pula menu tambahan, seperti nasi goreng madinah, sate ayam, hingga gurami bakar dan goreng.

Saung

Suasana di Rumah Makan Madinah ini sangat sejuk. Dengan luas lahan kurang lebih 3.000 meter persegi, dibuat banyak saung. Semuanya ada 23 saung. "Saya rasa orang bosan dengan suasana rumah makan yang klasik dan kaku, tetapi lebih suka pada suasana pedesaan," tutur Royani.

Pada hari biasa, banyak tamu dari partai politik dan organisasi kemasyarakatan. Sehingga rencananya rumah makan ini akan menyediakan fasilitas aula untuk ruang pertemuan dan seminar.

Bagi Anda yang membawa serta keluarga, tempat ini cocok. Ada arena bermain untuk anak. Meski cuacanya sangat panas, tidak terlalu terasa karena seluruh lahan dinaungi pohon-pohon yang rindang.

Penasaran untuk mencoba?

sumber / edit / www / ys
YUSUF

Hai, saya adalah seorang Digital Marketing dan Content Writer dan sangat menyukai dunia otomotif dan travel. Salam kenal :)

Lebih baru Lebih lama